Sejenak
mengenal Batu Qur’an
Banten
memang dikenal kaya potensi wisata spiritual. Kalau daerah Banten Lama di
Kabupaten Serang, misalnya, dikunjungi ribuan wisatawan setiap liburan karena
memiliki kawasan wisata peninggalan Sultan Banten - yang antara lain berisi
Benteng Surosowan, Mesjid Agung, Klenteng Kuno dan sejumlah makam keluarga
Sultan Hasanudin, maka Kabupaten Pandeglang, 20 km dari Kota Kabupaten Serang,
juga dikenal karena memiliki kawasan wisata Gunung Karang.
Dalam buku potensi usaha
pariwisata Kabupaten Pandeglang yang diterbitkan beberapa tahun silam,
disebutkan kawasan wisata Gunung Karang memiliki 3 obyek kunjungan.
Obyek kunjungan pertama disebut Sumur Tujuh. Obyek kunjungan
kedua, pemandian alam Cikoromoi yang dilengkapi tempat penziarahan Cibulakan.
Obyek penziarahan itu menjadi menarik diamati pengunjung, karena dikolam
pemandiannya terdapat Batu Qur'an, batu berukuran besar terletak di dasar kolam
dan bertuliskan huruf-huruf arab. Diperkirakan batu bertuliskan huruf arab itu
sudah berusia lebih 5 abad. Dan obyek kunjungan yang ketiga disebut pemandian
air panas Cisolong.

Cerita panjang mengenai
misteri Sumur Tujuh itu akan dikupas dalam tulisan terpisah. Lalu, apa daya
tarik obyek wisata pemandian Batu Qur'an? Untuk mengetahuinya, mungkin Anda
bisa mempelajari pengakuan Haji Wahab Gaffar (57) dari Mataram, Nusa Tenggara
Barat.
Haji
Wahab Gaffar, pensiunan pegawai Pemda Tk I Nusa Tenggara Barat itu mengaku
sudah sejak kuliah di Universitas Gajah Mada tahun 1960 mendengar beragam daya
tarik pemandian Cibulakan. Karena itu, kakek 6 cucu dari 4 anak ini bernazar
begitu pensiun akan meluangkan waktu melaksanakan wisata spiritual dengan
mengunjungi makam Sunan Ampel di Surabaya hingga menengok semua peninggalan
zaman kejayaan Sultan Banten, termasuk pemandian Batu Qur'an itu.
"Ketika melihat
sendiri, saya baru percaya, batu qur'an itu ada. Jadi, bukan dongeng yang
dibuat-buat. Batu Qur'an itu merupakan salah satu sisa peninggalan masa jaya
Sultan Banten," ujar Haji Wahab Gaffar. "Sayangnya, Pemda terkesan
membiarkan obyek wisata itu tumbuh tanpa perawatan seperlunyam sehingga tidak
terkesan obyek wisata itu sangat berarti bagi umat Islam, khususnya bagi aset
sejarah di Banten," tambahnya.
Lokasi pemandian Batu Qur'an
terletak di kaki Gunung Karang, tepatnya di Desa Kadubumbang Kecamatan Cimanuk,
Kabupaten Pandeglang. Lokasi pemandian memang sangat sederhana. Hanya ada
sebuah kolam di situ. Tetapi,
jika liburan panjang tiba, antrian orang berdatangan ke pemandian tersebut.
Pengunjung selalu dibuat
takjub, karena menurut cerita kuncen, petugas penjaga pemandian Cibulakan, air
kolam pemandian - yang tingginya hanya sekitar 1,5 meter dari dasar kolam - tak
bisa kering sekalipun musim kemarau berlangsung panjang. Prof Dr Muarif Ambari
dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional juga pernah mempelajari bagaimana
mengeringkan kolam Cibulakan, kemudian Batu Qur'an yang ada diteliti asal
muasalnya. Ternyata sulit. Pasalnya, air Cibulakan tak mudah kering kendati disedot
pipa air bertekanan ratusan kubik perjam. Akibat itu para ahli sejarah
kepurbakalaan yakin bahwa batu bertulisan huruf-huruf al-quran yang ada di
batu-batu di dasar kolam Cibulakan, sengaja dibuat oleh pengikut Sultan Banten
dalam rangka syiar Islam. Batu-batu itu telah dijadikan media pengikut Sultan
untuk warga Banten tentantg bagaimana menghormati air untuk diminum, bagaimana
menghormatyi air untuk dijadikan wudhu, dan bagaimana menjadikan air sebagai
modal kehidupan.
Batu-batu
berhuruf arab itu, lebarnya hanya sekitar 2 meter. Di pinggiran batu tersebut,
terdapat sejumlah mata air yang deras dan bening airnya. Di lokasi itulah pula,
pengunjung sering berlama-lama berendam.
"Ada yang sangat yakin,
jika berendam di sekitar batu quran tersebut, penyakit kulit yang ada ditubuh
akan mudah disembuhkan. Ada juga yang yakin, sering berendam di kolam Cibulakan
kulit akan menjadi lebih bersih karena air kolam Cibulakan mengandung unsur
obat kimia yang bisa menghaluskan kulit. Ada juga yang yakin, air kolam Cibulakan
bisa dijadikan media penyembuhan beragam bentuk penyakit dalam," ujar Haji
Achmad dari Warung Gunung Kabupaten Lebak yang mengaku sering mengajak
santri-santri pesantrennya mengaji bersama di mushollah yang ada di pinggiran
kolam Cibulakan.
Haji
Achmad menuturkan, sering mengajak santrinya mengaji bersama di Mushollah
Cibulakan, lebih karena ingin menjelaskan banyak hal bahwa Batu Quran yang ada
di kolam Cibulakan merupakan peninggalan Ki Mansyur, seorang ulama terkenal di
jaman kesultanan Banten abad ke-15.
Ki Mansyur - yang juga
disebut Maulana Mansyur oleh warga masyarakat Banten - memang salah seorang
ulama pemberani, cerdas, piawai dalam memainkan alat-alat kesenian bernafaskan
Islam. Di masa kejayaan Sultan Hasanudin, Ki Mansyur yang juga cakap dalam ilmu
pertanian serta komunikasi diserahi tugas untuk menjaga kawasan Islam Banten
Selatan dan berdomisili di Cikaduen.
Selama masa penugasannya, Ki
Mansyur mewariskan banyak ilmunya kepada warga Banten Selatan. Salah satu ilmu
kesenian bernafaskan Islam yang ditinggalkannya dan hingga kini masih lestari
adalah seni Rampak Bedug, kesenian tradisional yang mulanya digunakan warga
Pandeglang hanya di bulan Ramadhan untuk membangunkan warga makan sahur.
Kesenian itu juga digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan massa menjelang Ki
Mansyur menyampaikan pesan-pesan atau tugas kepada warga. Ki Mansyur juga
mewariskan ilmu debus, kesenian yang inti sarinya bersumber dari Al-quran,
untuk penyebaran Islam.
Kini Ki Mansyur - bersama
istrinya - bersemayan di Cikaduen. Setiap libur, terutama sekali jika Maulid
Nabi Muhammad tiba, puluhan bus ukuran besar dari berbagai kota parkir di
lokasi wisata penziarahan makam Ki Mansyur di Cikaduen, Pandeglang.
Setelah mengunjungi makam Ki Mansyur, para wisatawan juga kerap
menyempatkan diri berendam di kolam Cibulakan. Ketika pulang, pengunjung pun
membawa oleh-oleh botol berisi air dari kolam Cibulakan. Dan kegiatan itu
sepertinya sudah mejadi tradisi yang berlangsung lama. Hasilnya pun
menakjubkan. Karena sangat yakin, air kolam pemandian batu quran bisa dijadikan
obat, banyak pengunjung yang semula menderita penyakit kulit kini sembuh.
Itulah misteri obyek wisata spiritual kolam pemandian Batu Quran
Cibulakan di Banten. (Aminullah HA Noor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar